banner 728x250
Tak Berkategori  

Perjalanan JAMU UNESCO dalam Kesadaran Jiwa Agung Borobudur

Avatar
banner 120x600

Bali Denpasar – 8 Desember 2023, Marilah Kita memulai perjalanan yang sangat menarik dan sungguh mempesona ini, dalam kemurnian, keindahan dan kesucian yang terkandung pada telaah “Jamu Jamuan Berjamu Perjamuan Agung Manusantara Nusantara Jaya Indonesia Raya”.

Saudara Khairuddin Lubis, yang sudah mempunyai media komunikasi sains, baik digital maupun aplikasi terapannya, berupa channel YouTube yang bertajuk “Teori & Praktek Meditasi”.

Beliau sudah menemukan kebermanfaatannya dalam praktek meditasinya, sehingga berani untuk menawarkan metode dan jalan untuk Kita, serta parameter buat dunia masa kini, sebagai manusia dalam upaya untuk bisa kembali berkomunikasi kepada Sang Jiwa Agung Kedirian Kita masing masing, sebagai parameter laku lampah, jalan spiritual, jalan mengalami, apa itu spirit.

Dimana sebagai peneguhan pelaku spiritual Ruh Anda Gondo Kuswanto, Bekasi bahwa jalan spiritual lah, jalan yang lebih praktis dan lebih cepat dalam menguak rahasia sain ilmu pengetahuan, yang adalah fisik dan sains pengetahuan ilmu, yang adalah spirit, di seluruh jagad raya makro mikrokosmos hidup kehidupan manusia yang memiliki martabat tanggung jawab universal di alam semesta raya ini,

Khairuddin Lubis dalam acara Kenduri Agung Borobudur, 21 Juli 2023, juga telah menyatakan dan meneguhkan bahwa ada 2 unsur dalam diri manusia, yang masing masing di bagi 2 yaitu, pertama disebut badan dan pikiran yang adalah fisik dan yang kedua disebut jiwa dan ruh yang adalah spirit.

Dalam bahasa dan bahasan jamu, terutama dalam ranah kajian sastra aplikasi manfaat dan pengembangan jamu jamuan berjamu perjamuan jamuan agung Manusantara Nusantara Jaya Indonesia Raya, berbasis kesadaran jiwa agung atas ada keberadaan dari awal mula bahan dasar utama jamu yaitu bahan alam, bahan rempah rempah tumbuhan, bahan hewani oleh Ketua ASJI, sejak 2017 yaitu Apoteker Saintifikasi Jamu Indonesia, saudara Guntur Bisowarno, S.Si, APT., asal Lembah Gunung Arjuno, Purwosari Pasuruan Jawa Timur, maka di dalam hakekatnya, ditegaskannya bahwa keberadaan jamu juga terkandung kandungan hayat berupa badan dan pikiran secara fisik, serentak di dalamnya sangat terkait kandungan jiwa dan ruh yang adalah spirit, dimana hakekatnya spirit asalnya dari Tuhan Yang Maha ESA, Tuhan Maha Pencipta.

Sehingga apa yang telah menjadi buah perjuangan kawan kawan Pejuang Jamu Indonesia Nusantara selama ini dan yang terbukti sudah diakui oleh UNESCO adalah masih dalam pengakuan pada dimensi aspek benda tak kasat saja, itu masih menyisakan konsekuensi logis di dalamnya, pertanyaan yang butuh dijawab, itu barang benda tak kasat mata, apakah mengarah pada budaya jiwa dan ruh yang sudah dimiliki serta dikuasai oleh Bangsa Indonesiakah secara genetis turun temurun, yang adalah teknologi spirit spiritual spiritualitasnya-kah, atawa masih dalam masa pencarian parameter yang belum diketahui oleh UNESCO, sesuatu benda tak kasat mata tersebut, yang adalah spirit dari padaNya.Tuhan Sang Maha ESA, Tuhan Sang Pencipta, adaNya.

Itulah mekanisme berpikir, dalam KOPI: KOMANDO PIKIRAN, yang sungguh butuh Kita tegakkan dalam norma etika kebenaran yang sejati dalam bingkai cinta kasih sayang Tuhan Sang Pencipta, Tuhan Yang Maha ESA, sementara itu Kita sadar sesadar sadarnya bahwa seluruh bahan dasar jamu dari bahan alam semesta raya, beserta bahan tanaman, bahan rempah rempah dan bahan hewaninya sangat jelas itu adalah benda berwujud, secara sain ilmu pengetahuan fisik dan sains pengetahuan spirit, itu juga sangat jelas merupakan benda materi bernama beserta wujud nyatanya, yang sudah tersampaikan secara turun temurun, komunikasi spirit denganNya, Sang Maha Esa, adaNya, dimana ada sebutan, ada wujud serta ada maknawiNya.

Maka telaah di bawah ini, sangat butuh Kita telusuri dengan dasar logika dan penalaran yang sungguh sungguh membutuhkan busana manusia utuh seutuhNya, yaitu arif kearifan dan bijaksana kebijaksanaannya.

Dimana Ada Berita Gembira :

Jamu Indonesia resmi masuk Warisan Budaya Takbenda (WBTb) UNESCO. Sehingga Total Indonesia mencatatkan 13 Warisan Budaya Takbenda di UNESCO (selanjutnya bakal Kita sebutkan urutannya, untuk melengkapi rasa ingin tahu Kita, dan capaian pengakuan UNESCO untuk warisan budaya Indonesia, adaNya. Red.)

“Saya mengucapkan terima kasih kepada UNESCO yang telah menetapkan jamu sebagai Warisan Budaya Takbenda. Penetapan ini akan memperkuat upaya Indonesia untuk melindungi dan mengembangkan jamu sebagai warisan budaya, serta berkontribusi terhadap kesehatan dan kesejahteraan global,” kata Mendikbudristek Nadiem Anwar Makarim menyampaikan secara online dalam forum sidang ke-18 Intergovernmental Committee for the Safeguarding of the Intangible Cultural Heritage di Kasane, Republik Botswana demikian disampaikan dalam rilis Kemendikbud, Rabu (6/12/2023).

Sedangkan Ada Berita Keprihatinan Kita:

Bahwa pada, hakekatnya Jamu itu ada bendanya, Jamu ada kitabnya, Jamu ada wujud benda alamnya, tanamannya, rempah rempahnya dan hewannya di balik sesuatu yang tak kasat mata di dalamnya, yaitu spiritNya tersebut.

Pencapaian Prestasi Internasional yang tidak biasa :

Budaya Sehat Jamu (Jamu Wellness Culture) ke dalam Representative List of the Intangible Cultural Heritage of Humanity UNESCO dilakukan dalam forum UNESCO itu hari 6 Desember 2023, pukul 16.30 WIB. Budaya Sehat Jamu resmi menjadi Warisan Budaya Takbenda (WBTb) dari Indonesia ke-13 yang diinskripsi ke dalam daftar WBTb UNESCO

Penjelasan di bawah ini menjadi catatan untuk melengkapi dan menggugah kebangkitan kesadaran jiwa agung kita atas hakekatnya jamu, sesudah pengakuan UNESCO tersebut, jamu hanya sebatas warisan budaya tak benda

Sementara juga terungkap bauran terpadu, bahwa jamu bukan pernyataan sebatas budaya tak benda saja, di bawah ini buktinya,

Jamu Indonesia masuk daftar UNESCO
“Sebagai salah satu warisan budaya kita, jamu mewakili hubungan yang mendalam, bermakna (baca : ada sebutan, ada wujud, ada maknai di dalamnya red.), dan harmonis antara manusia dengan alam. Jamu telah menjadi bagian tak terpisahkan dari hidup kehidupan masyarakat Indonesia selama berabad-abad,” imbuh Nadiem.

Menteri Nadiem menyampaikan apresiasi setinggi-tingginya terhadap upaya pelestarian jamu sebagai budaya untuk kesehatan yang dilakukan berbagai pihak sejak lama, (baca : yang sudah terbukti turun menurun secara hen genetika genetis hingga detik ini. Red.) Terima kasih ini kepada segenap masyarakat Indonesia yang membentuk “ekosistem budaya kesehatan jamu”.

Tanpa mengabaikan para pejuang jamu yang disebut oleh Nadiem di atas, justru Kita hendak menguatkan dan menggenapinya, bahwa adanya terminologi EKOSISTEM BUDAYA KESEHATAN JAMU disana, bukti membuktikan, jelas menjelaskan bahwa sangat benda wujud nyata banget didalamNya.

Baca kembali sekali lagi pernyataan Nadiem selanjutnya, dengan cara seksama,

“Terima kasih kepada seluruh pendukung budaya sehat jamu baik di dalam negeri maupun luar negeri, produsen, para peramu dan peracik, penjual, peneliti, komunitas, pengusaha, serta penikmat khasiat jamu yang telah bersama-sama menghidupkan “ekosistem budaya kesehatan jamu”, seperti saat ini,” tuturnya.

*Jamu Tercatat dalam Kitab Kuno Nusantara*

Kitab Itu salah satu yang terlengkap, ada di Candi Borobudur, dan sudah Kita temukan sendiri dalam laku lampah jejak rekam spirit spiritual spiritualitas oleh Team Gabungan Bamboo Spirit Nusantara Support System, dalam anugerah ilahi alami yaitu kebangkitan kesadaran jiwa agung sejak 2012 sd 2023, dari 21 Juni 2012 hingga 21 Juli 2023.

Jamu Indonesia masuk daftar UNESCO, menurut Kita sesungguhnya masih merupakan salah satu dari tahapan buah buah perjalanan sejarah jamu di Indonesia dan di dunia dari awal mula hingga tahun 2023 ini.

Ditambahkan Direktur Jenderal Kebudayaan, Hilmar Farid, bahwa jamu adalah ramuan obat tradisional asli Indonesia yang dibuat dari bahan-bahan alami untuk pencegahan, pengobatan, pemulihan, dan pemeliharaan kesehatan dan kecantikan. Jamu merupakan salah satu warisan ilmu pengetahuan dari nenek moyang bangsa Indonesia yang sudah disebutkan dalam relief, primbon, prasasti, dan kitab-kitab lama Nusantara (Baca : Ilmu Fisik, benda wujudnya ada di dalam pernyataan ini, ada terwakili nyata. Red.)

*Penjelasan Hilmar diatas jelas sekali menegaskan Kesatuan Antara Benda Jamu dan Esensi Spirit Jamu*

“Kita pernah mengalami momen ketika kehidupan seperti berada pada titik terendah ketika pandemi melanda. Tapi ternyata, produk kebudayaan bernama jamu ini menjadi salah satu resep yang menyembuhkan, menguatkan, dan menyatukan kita,” jelas Hilmar berikutnya (Baca : Ini produk sangat benda bukan hanya produk yang tak kasat mata semata mata saja. Red.)

Rekomendasinya untuk lselanjutnya saja semakin lengkap melengkapi, ada di bawah ini ;

Pelestarian jamu, lanjutnya, membutuhkan optimalisasi keterlibatan bersama dan masyarakat dalam pengelolaan kolektif yang partisipatif. Selama ini jamu telah menjadi ensiklopedi ekologis, pengetahuan teknologi kesehatan, dan penanda peradaban, sekaligus sebagai local knowledge dan local wisdom dari budaya Nusantara yang sangat berharga.

Selain menjadi kekayaan budaya dan alam Indonesia, jamu juga memiliki nilai strategis dari sisi ekonomi. Produksi jamu melibatkan banyak orang dari berbagai lapisan masyarakat, seperti petani yang menanam bahan baku jamu, pekerja yang memprosesnya, hingga tenaga penjualan dan pemasaran. Jamu juga menjadi penggerak ekonomi lokal dan beberapa produk jamu telah meraih popularitas di pasar global.

Inilah urutannya pengakuan warisan budaya versi UNESCO :

Dengan demikian sudah ada 13 warisan budaya Indonesia masuk daftar Warisan Budaya Takbenda UNESCO sebagai berikut:

1. Wayang (2008)
2. Keris (2008)
3. Batik (2009)
4. Pendidikan dan Pelatihan Membatik (2009)
5. Angklung (2010)
6. Tari Saman (2011)
7. Noken (2012)
8. Tiga Genre Tari Bali (2015)
9. Kapal Pinisi (2017)
10. Tradisi Pencak Silat (2019)
11. Pantun (2020)
12. Gamelan (2021)
13. Jamu (2023)

Catatan Penting untuk telaah kebangkitan kesadaran jiwa agung borobudur ini adalah :

Sangat penting untuk menjadikan mekanisme berpikir, bekerja dan berucap Kita, perkara jamu jamuan berjamu perjamuan agung Manusantara Nusantara Jaya Indonesia Raya, dengan sungguh memperhatikan analog serta kontruk mekanisme berpikir di bawah ini :

Hari Gunung Internasional itu ada karena ada bendanya,

Pada tahun 2022, sidang umum PBB menetapkan tahun tersebut sebagai tahun pegunungan internasional karena melihat semakin meningkatnya kesadaran masyarakat terhadap pegunungan. Kemudian, sejak tahun 2003, setiap tanggal 11 Desember resmi diperingati sebagai Hari Gunung Internasional.

Hari Ibu ada, karena ada ibunya.

Tanggal 22 sudah ditetapkan sebagai Hari Ibu dan mulai rutin Kita peringati serta menghayati hingga aplikasi implementasinya.

Hari Nusantara ada karena memang ada kawasan wilayah yang bernama Nusantara tersebut dan bahkan sudah ada Kepresnya.

Hari Nusantara jatuh pada tanggal 13 Desember yang diperingati setiap tahunnya berawal dari Deklarasi Djuanda pada tanggal 13 Desember 1957 yang menyatakan kepada dunia bahwa laut Indonesia di antara dan di dalam kepulauan Indonesia menjadi satu kesatuan wilayah NKRI.

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 126 TAHUN 2001 TENTANG HARI NUSANTARA.

itulah bahan diskusi dan saresehan ngobrol kopi ngopi bersama Kita, di event dan perjumpaan Kita selanjutnya.

Jamu jamuan berjamu perjamuan agung Manusantara Nusantara Jaya Indonesia Raya, sangat jelas EKOSISTEM BUDAYA KESEHATAN JAMU nya, baik Tuhan Sang Pencipta, Tuhan Yang Maha Esa, Alam, Tumbuhan, Rempah Rempah, Hewan dan Manusianya, baik dimensi fisik juga tentunya berupa dimensi spiritnya, benda tak kasat mata, panca indera Kita.

Dalam dukungan dan aplikasi Teknologi Tepat Guna Herba Murni 100 persen dari Rumah Toga Lestari Tangerang Jawa Barat, dalam Pimpinan Suprijanto, Founder dan Inventor TTG, selama 26 Tahun berkarya, berproduksi dan berprestasi.

Sinergitas juga bersama PT. Meddia Herbal dengan 12 Formula berbasis Terapi 4 golongan Darah, yang sudah terbukti berhasil sejak 30 tahun lebih, dalam komunikasi aplikasi aktif terapis Ristoyo, Pimpinan UMKM Podo Waras, Banyumas, Jawa Tengah.

Penulis : Biyung AR

Editor : Guntur Bisowarno S.Si., Apt.

Example 300250

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *