Malut- Perwakilan Kementerian Keuangan Provinsi Maluku Utara, melaksanakan kegiatan rutin media briefing “Torang Pe APBN”, Edisi Bulan Mei 2024 di Aula KPP Pratama Tobelo pada Jumat (31/5) pagi.
Acara dihadiri seluruh perwakilan instansi vertikal Kementerian Keuangan di Maluku Utara beserta media lokal di wilayah Halmahera Utara.
Membuka pemaparan hari ini, Perwakilan Kementerian Keuangan Provinsi Maluku Utara, yang pada kesempatan ini diwakili oleh Kepala Bidang Pembinaan Pelaksanaan Anggaran II Kanwil DJPb Provinsi Maluku Utara, Muhammad Priandi, sesuai siaran pers, mengungkapkan kondisi dan isu global yang perlu menjadi perhatian, mulai dari tekanan dan ketidakpastian pada perekonomian yang
disebabkan oleh eskalasi konflik dan perang di Gaza, Palestina sehingga berpotensi menyebabkan melonjaknya harga komoditas, kerentanan rantai pasok, dan perlambatan ekonomi di beberapa negara.
“Meskipun demikian, hingga April 2024, aktivitas ekonomi domestik terjaga baik. Inflasi domestik terkendali, namun kenaikan harga pangan perlu diantisipasi, sehingga upaya pengendalian harga pangan terus konsisten dilaksanakan,” jelas dia.
Pihaknya juga menjelaskan dimana. Masuk ke kondisi regional Maluku Utara, kinerja positif APBN terus berlanjut dalam
mendukung pemulihan ekonomi regional dan melindungi masyarakat di Maluku Utara. Pada sisi APBN, hingga April 2024, pendapatan negara terealisasi sebesar Rp2.060,12 Miliar (41,13% dari target) dan mengalami kenaikan sebesar 55,40% (yoy) dengan kontribusi utama kenaikan
pendapatan masih berasal dari Pajak Penghasilan (PPh) Non Migas. Sejalan dengan
pendapatan negara, belanja negara juga mengalami kenaikan sebesar 10,21% (yoy) atau terealisasi sebesar Rp5.420,82 Miliar (30,16% dari pagu belanja). Tumbuhnya realisasi belanja
didorong oleh kenaikan Belanja Pemerintah Pusat, tepatnya belanja pegawai dan barang serta kenaikan realisasi Transfer Ke Daerah (TKD) pada Dana Bagi Hasil (DBH).
“Per April 2024, TKD telah disalurkan sebesar 31,85% dari pagu. Pada penyaluran TKD terdapat beberapa isu strategis yang muncul, diantaranya terkait dengan terdapatnya Pemerintah Daerah yang belum mendapatkan rekomendasi penyaluran DAU Specific Grant Bidang Pendidikan, Kesehatan, dan Pekerjaan Umum; isu terkait rekonsiliasi pajak pusat Semester II Tahun 2023 sebagai syarat salur DBH Pajak Triwulan I dan Triwulan II TA 2024, hingga telah diterbitkannya petunjuk teknis penyaluran DAK Fisik Tahap I Tahun Anggaran 2024,” sebutnya.
Berlanjut ke APBD, per akhir April 2024, pendapatan dan belanja daerah menunjukkan
kinerja yang masih perlu ditingkatkan. Realisasi pendapatan daerah tercatat sebesar Rp3.811,87 Miliar atau sebesar 24,45% dari target, naik 9,54% (yoy) yang didominasi oleh komponen dana transfer. Berbeda dengan pendapatan daerah, belanja daerah realisasinya justru mengalami
penurunan sebesar 21,44% (yoy) atau terealisasi sebesar Rp2.007,56 Miliar (12,39% dari pagu),”
tutur Priandi saat menjelaskan perkembangan kinerja APBD.
Selanjutnya, Muhammad Priandi mengungkapkan kondisi perkembangan ekonomi di Maluku Utara, dimana pada Triwulan I Tahun 2024, pertumbuhan ekonomi Maluku Utara masih menguat dan menjadi tertinggi ke-2 di Indonesia meksipun mengalami deselerasi dibandingkan
kuartal-kuartal sebelumnya.
“Berdasarkan data BPS, laju PDRB pada Kuartal I Tahun 2024 secara year on year tumbuh kuat sebesar 11,88% (yoy) meskipun mengalami kontraksi secara kuartal mengalami kontraksi sebesar 2,71% (qtq). Melambatnya Pertumbuhan ekonomi disebabkan sektor-sektor yang menjadi penopang utama ekonomi mengalami deselerasi pertumbuhan akibat aktivitas hilirisasi nikel tidak semasif tahun-tahun sebelumnya. Secara stru ktur, pertumbuhan masih didominasi industri pengolahan (dari sisi produksi),” ujarnya.
“Kemudian, pada April 2024, laju inflasi Maluku Utara tercatat sebesar 2,93% (yoy),menurun dari bulan sebelumnya dan berada di bawah inflasi nasional yang sebesar 3,00% (yoy). Kota Ternate mengalami inflasi sebesar 3,14% (yoy) dan Kabupaten Halmahera Tengah sebesar
1,91% (yoy). Komoditas beras, cabai rawit, bawang merah, bahan bakar rumah tangga menjadi komoditas utama penyumbang inflasi April 2024 secara yoy,” jelasnya.
Dari sisi neraca perdagangan, surplus neraca perdagangan masih terus berlanjut dan berada pada angka USD734,41 Juta untuk April 2024 yang masih didominasi oleh komoditas feronikel di Halmahera Tengah dan Halmahera Selatan. Selain ferronickel, ekspor Maluku Utara berasal dari oksida nikel, nikel matte, bijih besi, hasil perikanan, serta hasil perkebunan. Dari sisi
impor, Impor bulan April 2024 tercatat sebesar USD262,10 juta yang sebagian besar berasal dari komoditas pembangunan smelter berupa mesin-mesin serta bahan baku mineral pembangkit listrik tenaga panas bumi. Beralih ke indikator kesejahteraan, Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) mengalami tren
penurunan pada tiga tahun terakhir. Per Februari 2024, TPT tercatat sebesar 4,16%, turun 0,44% poin dibandingkan dengan Februari 2023. Sementara itu, meninjau sektor primer di Maluku Utara, tepatnya pada sisi kesejahteraan petani dan nelayan, Nilai Tukar Petani (NTP) secara
gabungan pada April 2024 berada di angka 104,16 tumbuh 0,49% poin jika dibandingkan dengan bulan sebelumnya. Jika dirinci, pada April 2024, NTP Gabungan Tanpa Perikanan tercatat sebesar 104,54 naik 0,54% (mtm) dengan Nilai Tukar Nelayan (NTN) yang tercatat sebesar
98,22 turun sebesar 0,43% (mtm) yang terjadi karena penurunan harga pada beberapa komoditas ikan.
Berlanjut ke isu strategis, Muhammad Priandi menyampaikan isu terkait dengan potensi
pengembangan rumput laut di Provinsi Maluku Utara. Maluku Utara sebagai daerah dengan
luasan laut yang dominan memiliki potensi pengembangan rumput laut yang cukup besar, sayangnya pengembangan rumput laut ini belum dilakukan secara maksimal karena belum dapat diolah secara optimal sehingga menghasilkan nilai tambah yang lebih. Oleh karena itu, diperlukan adanya program pendukung potensi rumput laut di Maluku Utara, misalnya dengan
hilirisasi rumput laut, proyek restorasi lingkungan, hingga program kerja sama dengan UMKM maupun badan usaha.
Sebagaimana concern Pemerintah terkait dengan perubahan iklim, pada kesempatan ini analisis tematik yang dibawa adalah terkait dengan Analisis Pengaruh Perubahan Iklim Terhadap Kinerja Sektor Perekonomian Regional. Fenomena kehilangan tutupan pohon di Maluku Utara sebanyak 258,9 ribu ha dalam kurun waktu 2021-2023 menjadi sebuah hal yang perlu diperhatikan khususnya dalam pengaruhnya terhadap pemanasan global. Tak hanya itu, dampak aktivitas pertambangan juga menyebabkan efek seperti perubahan benteng alam akibat pembukaan lahan yang sebelumnya.
“Perubahan iklim juga berdampak pada sektor pertanian, salah satunya dibuktikan dengan tren penurunan produktivitas padi dan beras yang disebabkan karena pengurangan lahan pertanian akibat adanya konversi lahan pertanian menjadi areal perumahan dan pertambangan.
Dengan tingkat produktivitas petani yang menurun karena penurunan luas panen diiringi dengan biaya produksi pertanian yang meningkat, membuat petani enggan untuk bekerja karena hasil yang diperoleh tidak sebanding dengan usaha. Tak hanya pada sektor pertanian, perubahan iklim juga berpengaruh pada sektor perikanan, khususnya terkait dengan wilayah/area tangkapan ikan yang semakin jauh karena tercemarnya sejumlah area pesisir di Pulau Halmahera,” ungkapnya.
Pada kesempatan ini, Perwakilan Kementerian Keuangan juga menyampaikan insight berjudul “Menggagas Kie Raha Marathon Sebagai Potensi Ekonomi Baru di Maluku Utara”.
Dengan kekayaan alam Maluku Utara yang memiliki tempat wisata memukau, kaya sejarah, dan budaya yang unik, tentunya menjadi sebuah kesempatan untuk dapat memaksimalkanpotensi
tersebut dengan mengadopsi model acara olahraga yang berhasil menarik perhatian
internasional, seperti Borobudur Marathon yang dapat mendorong perputaran uang. Meskipun terdapat beberapa tantangan yang akan dihadapi, baik itu infrastruktur yang masih terbatas, kurangnya minat untuk mempromosikan sektor pariwisata, dan perlu perencanaan dan persiapan
dalam waktu yang cukup panjang, tetapi pengembangan pariwisata berbasis olahraga ini dapat
menjadi solusi inovatif untuk mengatasi tantangan-tantangan tersebut.
“Peningkatan promosi, pengembangan festival budaya, menjalin kemitraan, pelatihan dan pemberdayaan masyarakat, dan pengembangan infrastruktur dapat menjadi strategi penyelenggaraan Kie Raha Marathon,” terangnya.
Sebagai simpulan, Priandi menyampaikan bahwa secara umum, kinerja perekonomian Maluku Utara kembali tumbuh kuat pada kuartal I 2024 seiring dengan inflasi April 2024 yang mengalami deselerasi dibandingkan dengan bulan sebelumnya. Dari segi fiskal, kinerja APBN
Regional Maluku Utara hingga April 2024 terus tumbuh positif seiring dengan APBD Regional yang dapat lebih ditingkatkan lagi kinerjanya. Oleh karena itu, dalam rangka mendukung pengembangan ekonomi dan pendapatan yang ada di daerah, inovasi-inovasi yang cemerlang
perlu dilakukan diiringi dengan awareness terhadap pengaruh perubahan iklim serta inovasi-inovasi yang cemerlang dalam mengembangkan potensi yang ada di Maluku Utara.