Pringsewu (HI) – Terkait realisasi anggaran Dana Desa (DD) pekon Enggal Rejo tahun 2022 kecamatan adiluwih , Camat Adiluwih diduga kurang cermat dalam pengawasan dalam pengunaan anggaran setiap kegiatan, pasalnya terkait pekon Enggal Rejo hingga kini pihak kecamatan belum melakukan monitoring secara administrasi pada tahap 2 dan tahap 3
Sebagai pihak yang memonitoring dan juga melakukan pengawasan,pihak kecamatan sebagai tupoksinya dalam mengawasi juga harus mengroscek realisasi pengunaan dana desa (DD) seperti di pekon Enggal Rejo diduga bermasalah .
“Tim dari kecamatan sudah melakukan monitoring beberapa hari yang lalu di pekon Enggal Rejo, dari hasil turun di lapangan memang cuma satu kegiatan di dusun 2 RT 04 yaitu pembagunan Drainase di tahun 2022 ,” jelas Parwanto selaku camat adiluwih, saat di konfirmasi tim haluan grup via telpon, Rabu (8/3/2023).
Dari hasil monitoring pihak kecamatan, Parwanto membenarkan pada kegiatan pembagunan Drainase di pekon Enggal Rejo di tahun 2022 dusun 2 RT 04, di tahap 1 di anggarkan dua kali pencairan pada kegiatan tersebut dengan pagu Rp 82.105.000 juta terkait adanya mata anggaran di tahap 2 dan 3 pada kegiatan yang sama pihaknya belum melakukan monitoring secara adminitrasi tahap tiga.
Pada tahap 1, memang pihaknya sudah melakukan monitoring untuk pembagunan fisik di pekon Enggal Rejo, “Sedangkan untuk tahap 2 dan tahap 3 kita belum melakukan monev lagi, nanti semester 3 secara adminitrasi kami baru tahap 1 saja,” jelas Parwanto .
Di singgung terkait anggaran pembagunan Dreanase tahap 2 dan 3 ,di dusun2 RT 04 di duga tumpang tindih atau fiktif, Parwanto mengaku akan melakukan monitoring di semester tiga nanti.
Pada pemberitaan sebelumnya, Realisasi anggaran dana desa (DD) tahun 2022 pekon Enggal Rejo kecamatan adiluwih kabupaten Pringsewu patut di pertanyakan dari hasil investigasi di lapangan tim media ini bersama aparat pekon kadus dusun 2 RT 04 Sukiran ,pada tahun 2022 pada mata anggaran kegiatan bantuan stimulan BUMDES di pekon setempat diduga dianggarkan di dua tahap sebesar tahap 2 Rp 62.987.500 tahap 3 Rp 62.987.500, dengan total rp125.975 .000 juta ,yang lebih parahnya lagi pembangunan Dreinase di dusun 2 RT 04 menganggarkan hingga tiga kali pada tempat yang sama dengan nilai pagu anggaran yang sama ,seperti pada tahap 1 ,tahap 2 ,tahap 3 dengan nilai Rp 82.105.000 juta , dengan total Rp 246.315 .000 ,anehnya dalam kurun waktu satu tahun pihak pekon Enggal Rejo menganggarkan Hinga tiga tahap.
Dilain pihak Suyoto kepala Pekon Enggalrejo saat di konfirmasi wartawan Haluan Grup Selasa (28/2/2023) melalui Ponselnya mengatakan,bahwa kegiatan pembangunan Drainase hanya di anggarkan satu kali pada tahun 2022 yanga ada di Dusun 2 RT 4.
Selain itu juga ada pembangunan gorong gorong juga ada di dusun 2, kata Suyoto.
Dijelaskan Suyoto anggaran pembangunan Drainase itu bukan tumpang tindih, namun memang dianggarkan satu kali saja yakni di Dusun 2 RT 4.
“Pada tahun 2022 baik kegiatan dan laporan maupun SPJ pekon Enggalrejo sama kok dengan kegiatan dan belanja ke Inspektorat maupun PMD, tidak ada yang tumpang tindih kok, memang kami anggarkan satu kali,” tutur Suyoto.
Disinggung terkait BUMDES Suyoto juga memaparkan,bahwa, Pekon Enggalrejo benar mengganggarkan sebesar Rp 62.987.500, dan itu juga bukan tumpang tindih ,hanya menganggarkan satu kali.
Suyoto membantah tidak ada anggaran yang Double dan hanya satu kali,jelas Suyoto.
Dari data yang di himpun oleh tim media Haluan Grup kegiatan pembangunan Drainase yang ada di dusun 2 RT 4 Kapekon Enggalrejo menganggarkan di tahap 1,2, dan tahap 3 dengan nilai yang sama yakni Rp 82.105.000. Di duga ada penyelewengan anggaran dan diduga kuat fiktif.
Apalagi penyertaan modal Desa juga di anggarkan 2 kali dengan nilai Rp 62.987.500 di tahap 2 dan 3.
Dugaan kuat Kapekon Enggalrejo ada Mark up anggaran dan Fiktif.
Media Haluan Grup meminta pihak terkait atau APH untuk memeriksa Kakon Enggalrejo.(tim)