Tamiang Layang – Ketua DPRD Bartim, Nursulistio saat diwawancara awak media Haluan Indonesia di Kantor DPRD, Rabu, 26/02/25, memberikan tanggapan terhadap sorotan aktivis lingkungan dan masyarakat adat, Mardiana D Dana yang menyebutkan “Black Water di Bartim terancam punah. Jangankan ikan buayapun sulit hidup”
Nursulistio menegaskan bahwa DPRD Bartim memberikan apresiasi dan ucapan terima kasih dengan informasi yang disampaikan ibu Mardiana D Dana, apalagi Black Water ini menyangkut aset yang harus kita lestarikan.
Masalah ini nanti akan sama-sama kita sampaikan ke Dinas Lingkungan Hidup Bartim dan leading sektor terkait lainnya. Nanti sama- sama kita cek kelapangan kemudian akan disikapi seperti apa, jangan sampai aset yang harusnya kita lindungi terganggu dan tidak tergantikan, kata Nursulistio
Harusnya jika ada aktivitas untuk kesejahteraan masyarakat tentu harus ada pula upaya yang tidak merugikan masyarakat, dengan kata lain kita sangat mendukung investasi di Bartim tapi juga harus sepadan, ucap Nursulistio
Sekali lagi demi menjaga kelestarian Black Water di Bartim, masalah ini akan kita tindak lanjuti tegas Nursulistio
Sebelumnya telah diberitakan di media Haluan Indonesia, 24/02/25, Black Water adalah air sungai yang warnanya hitam, ada juga hitamnya agak pekat, ada juga warnanya hitam kemerah-merahan atau warnanya kemerah-merahan bening/jernih. Ini terjadi karena Black Water ini mengandung larutan akar-akaran (kayu) dan dari dulu dikonsumsi dan dapat diminum secara langsung. Ada banyak spesies dan fitoplankton yang hanya bisa hidup di ekosistem Black Water ini. Keunikan lainnya Black Water ini hanya ada 2 didunia, di Brasil dan di Indonesia tepatnya di Kalimantan Tengah, termasuk di Bartim (Yan_di)