Tamiang Layang – Black Water adalah air sungai yang warnanya hitam, ada juga hitamnya agak pekat, ada juga warnanya hitam kemerah-merahan atau warnanya kemerah-merahan bening/jernih. Ini terjadi karena Black Water ini mengandung larutan akar-akaran (kayu) dan dari dulu dikonsumsi dan dapat diminum secara langsung. Keunikannya Black Water ini hanya ada 2 didunia, di Brasil dan di Indonesia tepatnya di Kalimantan Tengah, termasuk di Bartim.
Black Water di Bartim hampir punah, jangankan ikan, buaya pun tidak bisa hidup kata Mardiana D Dana, aktivis Perempuan Adat Dayak dan Aktifis Aliansi Masyarakat Adat Nusantara (AMAN) kepada awak media Haluan Indonesia, dikediamannya di Sulung, Tamiang Layang, Senin, 24/02/25.
Lebih lanjut Mardiana mengatakan sejak ada aktifitas-aktifitas kegiatan penambangan dan Perkebunan Besar Sawit (PBS), sungai-sungai di Bartim yang dulu airnya berwarna kemerah-merahan bening, seperti sungai-sungai yang mengalir di Desa Didi, Bangkirayen, Hayaping, Tangkan, Paku Beto, Gunung Karasik, Tane Lana, sekarang sungai-sungainya berwarna keruh seperti kopi susu dan berbahaya untuk dikonsumsi masyarakat.
Harus kita ingat bersama, ada banyak spesies tanaman dan fitoplankton yang hanya bisa hidup dikawasan ekosistem Black Water. Tentunya ini harus kita jaga. Kita tidak bisa menolak investasi tambang atau PBS, namun kita juga menuntut pengelolaannya harus dilakukan secara baik dan benar, jangan sampai lingkungan sungai yang dulunya bersih dan aman dikonsumsi masyarakat sekarang menjadi kotor dan berbahaya. Jika sungai ini tercemar, tentu ada masalah dipengelolaan dan di pengawasannya, ucap Mardiana.
Dalam waktu dekat kami akan meninjau kelapangan sungai-sungai yang airnya merah kehitaman seperti sungai di Desa Dayu, Sarapat, Luwau Benawa, Murutuwu, Siung Telang, Pulau Patai, dan sungai-sungai kecil yang mengalir ke sungai Desa Muara Plantau. Kami berharap sungai-sungai ini tidak ikut tercemar Kata Mardiana
Kami menghimbau juga kepada pemerintah jangan hanya bisa mengeluarkan ijin penambangan dan ijin PBS, namun juga aktif melakukan pengawasan terhadap aktifitas-aktifitas pengelolaannya, Tutup Mardiana (Yan_di)