banner 728x250

Kades Gedung Aji Diduga Bertindak Preman dan Tak Paham Aturan Desa

Ridho R
banner 120x600

Tulang Bawang – DPP AKAR Lampung menyoroti kasus pembangunan Embung Desa diatas tanah warga yang diduga dipaksakan oleh Kepala Desa Gedung Aji.

Kepala Divisi Advokasi dan Investigasi DPP AKAR Lampung, Rian Bima Sakti mengatakan telah mencoba menggali informasi terkait kebenaran kasus yang ramai diberitakan dan menemukan fakta bahwa selain dibangun diatas tanah warga, pembangunan Embung Desa itu juga telah melanggar kesepakatan hasil Musrendes Desa Gedung Aji.

Sebagaimana diketahui, maksud dan tujuan dari Musrendes adalah untuk memperoleh model perencanaan partisipatif di tingkat desa yang melibatkan semua komponen masyarakat, lembaga kemasyarakatan, swasta dan pemerintah desa/lembaga pemerintah lainnya yang ada di desa.

“Tujuannya jelas untuk menemukan dan menyepakati kebutuhan dan masalah yang sangat mendesak untuk direalisasikan dalam bentuk program yang akan dilaksanakan oleh Desa. Nah Hasil Musrendes Desa Gedung Aji ini tidak satupun menyebutkan terkait pembangunan Embung, kok tiba-tiba Kepala Desa Bikin Embung, kami curiga Kades Gedung Aji ada main-main dalam hal ini, karena kita tahu salah satu mata anggaran yang digunakan adalah ADD,” jelasnya saat dimintai keterangan, Kamis (03/10/2024).

Setelah melihat dengan jelas duduk perkara soal pembangunan Embung Desa di Desa Gedung Aji, Tulang Bawang, Rian Bima Sakti mengatakan kuat dugaan Kepala Desa mencoba bermain-main dengan anggaran desa.

“Musrendes ini melibatkan banyak pihak yang merupakan pemangku kepentingan di desa. Saya tidak habis fikir kenapa Kepala Desa bisa begitu berani mengambil tindakan pembangunan yang telah nyata melanggar hasil musyawarah desa sendiri,” ucapnya.

Lebih lanjut, Rian juga mengungkapkan soal lokasi Embung yang dekat dengan Sungai Tulang Bawang sangat tidak strategis untuk pembangunan Embung.

“Sudahlah pakai tanah warga tanpa izin, melanggar hasil musyawarah desa,m ditambah lagi tidak ada kebermanfaatan dari pembangunan embung tersebut. saya tidak bisa menggambarkan watak kepala desa Gedung Aji ini selain arogan, belu lagi laporan soal pemilik tanah yang diajak berantem oleh kepala desa, apakah dia tidak mengerti aturan yang berlaku di suatu Desa? kalau memang begitu kenapa bisa nekad jadi kepala desa,” tanyanya heran. (*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *