Lampung Barat – Petani Tomat asal Lampung Barat tepatnya di Kecamatan Balik Bukit menjerit lantaran harga jual tomat yang semakin anjlok.
Hal ini diungkapkan salah satu petani tomat, Ahmad Alpadillah yang sangat frustasi lantaran harga tomat yang makin hari makin anjlok.
“Harga jual tomat yang bisa dikatakan stabil itu 2.500-3.000 perkilonya, itu juga belum bisa dikatakan untung, paling balik modal aja, nah sekarang harganya 500-800 perkilo, bukannya untung malah buntung ini namanya mas,” ujarnya kepada redaksi Haluan Lampung Grup, Sabtu (31/08/2024).
Ia menjelaskan, penyebab lain yang membuat petani tomat merugi adalah selain harga jual yang turun, juga harga pupuk yang naik dan susah didapatkan.
“Modal awal kami sangat tinggi untuk menanam tomat, dengan harga pupuk yang melambung tinggi, sedangkan harga jual jauh turun,” ucapnya.
Ahmad meminta Pemerintah Kabupaten Lampung Barat atau stakeholder terkait untuk segera turun tangan melihat dan mendengarkan keluh kesah masyarakat.
“Kalau hanya mendengar laporan itu gak valid mas, coba turun ke masyarakat melihat langsung bagaimana nasib kami petani yang semakin hari semakin susah,” curhatnya.
Selama ini, lanjutnya masyarakat petani lainnya tidak berani angkat suara terkait kondisi petani dengan berbagai macam pertimbangan, namun Ahmad sebagai petani muda Lampung Barat merasa perlu untuk bicara, sehingga suara gundah petani tomat Lampung Barat dapat di dengarkan Pemkab.
“Mudah-mudahan keluhan kami bisa didengarkan dan ada bantuan dari pemerintah terkait pengadaan pupuk, sehingga di situasi harga jual tomat yang tidak stabil ini, para petani masih bisa melangsungkan hidupnya. Kami mohon perhatian dari pemerintah,” tuturnya. (Aby)