Kutai barat – Pemerintah Kampung Sukomulyo, Kecamatan Long Iram, Kabupaten Kutai Barat (Kubar) merayakan Hari Ulang Tahun (HUT) yang ke-59 dengan tema “Wujudkan Masyarakat Mandiri, Kreatif, Berdaya Saing, dan Berbudaya Menuju Kampung Sukomulyo yang Sejahtera.”
Perayaan ini diwarnai dengan berbagai kegiatan meriah dan penuh kebersamaan.
Petinggi Kampung Sukomulyo, Siswandi, menyampaikan bahwa serangkaian acara telah disiapkan untuk menyambut hari jadi kampung tersebut.
“Dalam menyambut HUT Kampung Sukomulyo kita mengadakan acara tarian Kuda Lumping selama dua hari, kemudian turnamen bola voli antar kampung se-Kubar, dan hari ini juga penyerahan hadiahnya,” ucap Siswandi di Halaman Kantor Kampung Sukomulyo, Sabtu (22/6/2024).
Siswandi berharap Kampung Sukomulyo yang sudah berusia 59 tahun dapat terus maju dan mandiri.
“Sesuai tema kita, semoga kampung kita ini semakin maju, lebih mandiri dan ke depannya makin sejahtera,” ujarnya.
Sebagai bentuk dukungan, menambah meriahnya acara hari jadi kampung tersebut, Frederick Edwin memberikan sumbangan sebesar Rp 35 juta. Ketua DPP TGM Kubar, Alsiyus, menyampaikan bahwa sumbangan tersebut telah diterima oleh panitia acara.
“Sumbangan dari bapak Frederick Edwin sebesar Rp 35 juta sudah diberikan kepada panitia acara, semoga Kampung Sukomulyo semakin maju dan sejahtera,” ucap Alsiyus.
Dalam turnamen bola voli antar kampung, berikut adalah para pemenang:
Kategori Laki-Laki:
Juara Pertama: Kampung Srimulyo
Juara Kedua: Tim Mujan
Juara Ketiga: Tim Sukomulyo
Juara Keempat: Tim Linggang Bigung
The best player diraih oleh Jensen dari tim Srimulyo dan the best setter oleh Simon dari tim Mujan.
Kategori Perempuan:
Juara Pertama: Tim Barong Tongkok
Juara Kedua: Tim Sukomulyo
Juara Ketiga: Tim VCM Melak
Juara Keempat: Tim Mujan
Pelatih terbaik diraih oleh Elisa, the best player oleh Sindy dari tim Barong Tongkok, dan the best setter oleh Titin dari tim VCM Melak.
Para juara dan pemain terbaik mendapatkan piala, piagam, dan uang pembinaan dari turnamen Kampung Srimulyo.
Acara puncak HUT Kampung Srimulyo diakhiri dengan pemotongan nasi tumpeng dan acara sakral atau bahasa lain kenduri sebagai tanda syukur kebersamaan masyarakat untuk mendoakan para pendahulu. (Ricard).