Muara Enim (Haluanindonesia.co.id) – Forum Masyarakat Pencinta Alam Kita (Formapalakita) Kabupaten Muara Enim, dalam visi dan misi melakukan Pendakian Gunung Dempo yang berada di Kota Pagar Alam, Sumatera Selatan, memiliki ketinggian 3.159 mdpl.
Didalam rangkaian Memperingati HUT PTBA ke 42, dan Memperingati Hari Sampah Nasional dan serta memperkenalkan kepada para pendaki gunung Dempo Tanjung Enim Menuju Kota Wisata di Kabupaten Muara Enim.(30/4)
Rangakaian kegiatan ini pun dukungan dari pihak terkait seperti Perusahaan BUMN PT Bukit Asam TBK, Polres Muara Enim, Satlantas Muara Enim, Gema Suli, Dinas Lingkungan Hidup Muara Enim dan PT. Pama Persada Nusantara.
Gunung ini menjadi salah satu favorit para pendaki karena memiliki beberapa jalur pendakian dengan tingkat kesulitan yang berbeda. Selain itu, Gunung Dempo juga dikenal ramah bagi kalangan pendaki pemula.
Rizki salah satu pengurus gunung Dempo menjelaskan, setiap pendakian wajib melalui jalur Kampung IV, menjadi favorit pendaki khususnya bagi pemula dikarenakan trek pendakian di jalur ini terbilang landai dan memutar.
Karena di situ tempat pendaftaran setiap para pendaki untuk pendataan setiap tim atau perorangan melakukan pendakian juga di periksa bahwa apa aja boleh di bawah dan apa saja yang tidak boleh di bawah di puncak gunung Dempo.
“Setiap peserta wajib membawa turun sampah dari atas gunung yang di bawah nya sesuai di data saat pendaftaran atau lebih banyak sampai itu lebih baik dan juga kayu panjang umur di larang untuk di bawah turun, ketika saat pemeriksaan kedapatan dapat sangsi di kembalikan kembali ke puncak gunung Dempo,” ucapnya.
Disamping itu juga, Untuk Jalur jalur Tugu Rimau mulai tahun 2019 kalau pendakian dilarang untuk mendaki di jalur tersebut, sebab jalur ini khusus jalur evakuasi pertolongan jika ada pendaki yang di atas minta pertolongan darurat seperti terjatuh atau hal lainnya.
Aldi Nurhadi SMAN 1 Lawang Kidul Anggota dari Formapalakita, sangat kagum melihat Puncak Gunung Dempo memiliki dua puncak, yakni dikenal dengan puncak Dempo dan Merapi. Walaupun dua malam berkemah mulai dari tanggal (28 -29/4) dua hari perkemahan di kaki gunung dan di Selter dua, saat tiba
“Kaget melihat nya, setelah turun dari Top Dempo melihat kebawah di tengah-tengah kedua puncak tersebut terdampat lembah yang dikenal sebagai pelataran seperti lapangan.Tempat ini menjadi pilihan bagi pendaki untuk mendirikan tenda dan beristirahat sejenak sebelum melanjutkan perjalanan ke puncak Merapi,” ujarnya.
Ditambahkan Nadin, disaat pelataran banyak pendaki buka tenda disini rame, namun kita sambil melakukan pembersihan sampah yang ada di pelataran yang terlihat ada pun berapa oknum pendakian kurang peduli terhadap sampah seusai berkemah turun gunung Dempo.
“Sebelum turun gunung Dempo wajib kita membawa sampah supaya gunung Dempo tidak tercemar dari sampah,” ucapnya.
Dalam hal tersebut, Kalvin selaku ketua umum Formapalakita yang sudah 8 kali pendakian gunung Dempo menerangkan, Ada sebuah tradisi dari pendaki saat hendak menuju pelataran dari puncak Dempo, yakni mengucapkan salam kepada sejumlah Pendaki lainnya dari atas puncak Dempo tersebut. Menariknya, salam tersebut juga pasti akan selalu dijawab oleh para pendaki yang berada di pelataran.
Di puncak Gunung Dempo, tepatnya di daerah Merapi terdapat sebuah kawah vulkanik yang selalu dikunjungi para pendaki. Akan tetapi, warna air yang berada di kawah ini dapat berubah hanya dalam hitungan menit.
“Di kalangan pendaki terdapat 4 warna yang biasanya terlihat di kawah tersebut, yakni abu-abu, hijau tua, hijau tosca, dan biru. Namun untuk warna terakhir tersebut dianggap langka dan hanya pendaki yang beruntung saja dapat melihatnya,” katanya.
Danis Pendaki Asal Surabaya bersyukur dapat sampai melangkah melakukan pendakian puncak gunung Dempo yang tertinggi nomor tiga di Pulau Sumatra. “Sudah lama niat melakukan pendakian di puncak gunung Dempo katanya orang kawanya bisa sampai 5 warna dan Susana perkemahan nya juga seperti pelataran untuk banyak dapat berkemah disini juga bisa dapat saudara di sini seperti dari tim Formapalakita asal Kabupaten Muara Enim dan dapat berbagi cerita tentang objek wisata yang Kabupaten Muara Enim, suatu saat nanti ingin main ke Tanjung Enim, Tanjung Agung, Panang Enim dan Muara Enim,” ungkapnya.(KLT)