PEDA XI KTNA Kaltim 2025 Resmi Dibuka di Kubar, Gubernur Tekankan Ketahanan Pangan sebagai Pilar Kemajuan Bangsa

Ridho R
banner 120x600

KUBAR – Pekan Daerah (PEDA) XI Kontak Tani dan Nelayan Andalan (KTNA) Kalimantan Timur resmi dibuka dengan semarak di Taman Budaya Sendawar, Kutai Barat, Sabtu (21/6/2025). Acara yang mempertemukan lebih dari 1.700 petani dan nelayan dari seluruh kabupaten/kota di Kaltim ini akan berlangsung hingga 27 Juni 2025.

Suasana pembukaan dipenuhi semangat dan kekayaan budaya lokal, dengan penampilan Tarian Peteena Jaya Makmur dan ritual adat tepong tawar sebagai simbol doa keselamatan.

Gubernur Kalimantan Timur, H. Rudy Mas’ud, dalam sambutannya menegaskan pentingnya PEDA sebagai bagian dari strategi pembangunan jangka menengah yang berfokus pada sektor pangan, sesuai dengan visi Presiden RI Prabowo Subianto dalam mewujudkan ketahanan pangan nasional.

“Pangan adalah fondasi kemajuan bangsa. Pembangunan sektor pertanian, peternakan, perikanan, dan kelautan harus menjadi prioritas dalam RPJMD 2025–2029,” ujar Rudy.

Ia juga menegaskan komitmen Pemprov Kaltim dalam mendukung petani dan nelayan melalui kebijakan, program, serta anggaran yang berpihak pada sektor pangan.

Bupati Kutai Barat, Frederick Edwin, menyampaikan rasa bangga atas kepercayaan menjadi tuan rumah PEDA XI. Ia menilai ajang ini merupakan peluang emas untuk menampilkan potensi besar Kutai Barat di sektor pertanian dan perikanan, sekaligus sebagai wadah belajar dan berbagi pengalaman antar daerah.

“Kami menyambut kolaborasi dan investasi di bidang pertanian serta perikanan. Pemerintah daerah akan terus berbenah, utamanya dalam hal infrastruktur dan teknologi pertanian,” tegas Edwin.

Ketua Umum KTNA Nasional, Mohammad Yadi Sofyan Noor, serta Ketua DPRD Kaltim Hasanuddin Mas’ud juga turut hadir mendukung pelaksanaan PEDA yang dianggap sebagai forum strategis memperkuat ketahanan pangan melalui penguatan kapasitas petani dan nelayan.

Ketua Panitia PEDA XI KTNA Kaltim, Ujang Rachmad, menjelaskan bahwa ajang ini tidak hanya menjadi sarana silaturahmi, tetapi juga forum pembelajaran, inovasi, dan konsolidasi pelaku utama sektor pertanian. Agenda kegiatan meliputi pameran produk unggulan, lomba inovasi teknologi, diskusi tematik, hingga rembuk utama.

“PEDA bukan sekadar pertemuan tahunan, tetapi wahana pembentukan karakter dan kompetensi petani dan nelayan. Ini langkah konkret membangun sektor pangan yang mandiri dan berdaya saing,” ujarnya. (RICARD)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *