Kubar, Haluan Indonesia – Paslon Bupati dan Wakil Bupati Kabupaten Kutai Barat (Kubar), nomor urut 1, Frederick Edwin – Nanang Adriani, tampil memukau menguasai panggung debat publik ke 2 yang diselenggarakan KPUD Kubar di Hotel Mercure Samarinda, Minggu (03/10/2024) malam.
Debat publik ini mengusung tema ‘Tata Kelola Pemerintahan Yang Responsif, Transparan dan Akuntabel Serta Berwawasan Lingkungan Melalui Pendekatan Kearifan Lokal Untuk Kutai Barat Maju dan Berdaya Saing’.
Pada debat publik ini, Frederick Edwin menjawab seluruh keraguan, dan menyadarkan masyarakat soal publik speakingnya. Dimana publik speakingnya diisukan miring serta dijadikan kampanye hitam, guna merusak reputasi Paslon nomor urut 1.
Dalam mencairkan suasana, dengan senyum dan wajah ceria, membuka awal pembicaraannya, Frederick Edwin menyampaikan satu pantun untuk masyarakat Kubar, “Naik perahu di Danau Jempang, burung bangau terbang ke sarang, wajah tersenyum hati pun senang, karena nomor 1 pasti menang”.
Mengawali sesi debat, Paslon FENA memaparkan visi misi dan program kerja 5 tahun kedepan. Frederick Edwin dan Nanang Adriani terlihat menguasai materi debat, mulai dari sesi tanya jawab, hingga closing statemen.
Frederick Edwin juga tampil meyakinkan dan lebih cerdas, menanggapi pertanyaan yang dilemparkan Paslon lawan debat. Paslon nomor urut 1 ini memberikan tanggapan yang tepat, dan sesuai apa yang ditanyakan oleh lawan debatnya.
Dalam paparannya, Frederick Edwin menyampaikan, kehadiran FENA pada Pilkada 2024, bagian komitmen untuk membangun Kabupaten Kubar yang lebih maju, berdaya saing dan tetap menjunjung nilai-nilai lokal, yang menjadi indentitas kuat bersama.
Menurut Frederick Edwin, tema debat publik kali ini, merupakan prinsip serta diyakini sebagai dasar, yang harus diwujudkan dalam setiap langkah pembangunan di Kabupaten Kubar.
Tata kelola pemerintahan yang responsif kata Frederick Edwin, pemerintah harus siap mendengar dan cepat tanggap terhadap setiap aspirasi serta kebutuhan masyarakat. Pemerintah juga harus mampu mendekatkan diri dengan rakyat, sehingga dapat memahami persoalan dilapangan, serta hadir dengan solusi yang nyata.
Lanjut Edwin, transparansi dan akuntabilitas adalah komitmen Paslon FENA, untuk memastikan setiap proses penggunaan anggaran dilakukan dengan terbuka, dan dapat dipertanggung jawabkan.
Kemudian, pendekatan kearifan lokal adalah pondasi yang penting dalam visi FENA, karena kata Frederick Edwin, Kutai Barat memiliki budaya dan tradisional yang kuat. Sehingga, pembangunan yang berakar pada kearifan lokal akan lebih mudah diterima, lebih efektif dan membawa manfaat besar bagi masyarakat.
Pertanyaan yang dilontarkan panelis soal strategi mensejahterakan masyarakat Kabupaten Kubar, menjawab hal itu, Paslon mengatakan, dalam kepemimpinannya nanti, FENA akan menyelenggarakan pemerintahan yang responsif, efektif dan efisien. Sehingga kemiskinan di Kubar pada masa pemerintahannya turun hingga diangka 5%.
Paslon FENA akan mendorong sumber-sumber ekonomi, seperti pertanian dan pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM), diberikan pelatihan dalam peningkatan kapasitas, sehingga memberikan dampak peningkatan ekonomi pada keluarga dan masyarakat Kubar.
(Ricard)