Gunungkidul – Malam ini, Senin (14/10/2024), masyarakat Girisekar, Kapanewon Panggang, Gunungkidul, akan menggelar tradisi sakral “Pembukaan Cupu Kyai Panjala”. Acara ini diadakan setiap tahun pada mongso kalimo (musim kelima) berdasarkan penanggalan Jawa, dan kali ini jatuh pada malam Selasa Kliwon, tepatnya tanggal 11 Bakda Mulud wuku Mandasio tahun 1958 JE.
Lurah Kalurahan Girisekar, Sutarpan, dalam wawancara dengan media menjelaskan bahwa ritual pembukaan Cupu Panjala akan dipandu oleh juru kunci Ki Medi Suminarno, serta dihadiri oleh berbagai pihak, termasuk Dinas Kebudayaan Provinsi DIY dan Kabupaten Gunungkidul. Acara ini terbuka untuk masyarakat luas, baik dari dalam maupun luar daerah, namun dengan aturan ketat—media tidak diizinkan melakukan live streaming di area yang disakralkan.
“Harapannya masyarakat bisa menjaga keamanan dan ketentraman agar kesakralan acara tetap terjaga dan pembukaan Cupu Panjala berjalan lancar,” ujar Sutarpan.
Acara ini juga mendapatkan dukungan pengamanan dari aparat kepolisian setempat, organisasi kemasyarakatan Rakso Yogyakarta, Banser, dan Pramuka.
Sutarpan menjelaskan bahwa Cupu Panjala terdiri dari tiga guci yang disimpan dalam kotak kayu berusia ratusan tahun. Guci-guci tersebut adalah Semar Tinandu (guci besar), Palang Kinantang (guci sedang), dan Kenthiwiri (guci kecil). Kotak kayu ini dibungkus dengan ratusan lembar kain putih. Saat pembukaan, bercak-bercak gambar akan muncul di permukaan kain dan akan dijelaskan oleh juru kunci.
Tradisi ini diyakini mampu meramal hasil pertanian setahun ke depan, serta memberi gambaran mengenai kondisi sosial, ekonomi, dan politik. Mengingat tahun 2024 adalah tahun politik, hasil dari pembukaan Cupu Panjala ini sangat dinanti oleh masyarakat, terutama para pencinta budaya yang mempercayai ramalan tersebut dapat memberi petunjuk terkait pemimpin kepala daerah mendatang. (Mungkas Mulyono)