MEDAN – Indeks literasi digital Indonesia kembali mengalami peningkatan pada 2022. Hasil itu berdasarkan survei Status Literasi Digital Indonesia 2022 Kementerian Komunikasi dan Informatika RI, bekerja sama dengan Katadata Insight Center (KIC).
Survei dilakukan tatap muka terhadap 10 ribu responden menggunakan metode multistage random sampling pada Agustus–September 2022 di 34 provinsi dan mencakup 514 kabupaten/kota.
Hal itu diungkapkan Usman Kamsong, Direktur Jenderal informasi dan komunikasi Publik, Kementerian Komunikasi dan Informatika RI. Menurut Usman, pada 2020 Indonesia hanya memperoleh skor 3,46 poin. Kemudian 2021 naik menjadi 3,49 poin (naik 0,03 poin).
“Indonesia berhasil naik 0,05 poin dari 3,49 menjadi 3,54 poin,”ungkap Usman Kamsong saat Seminar Digital Literasi Medis Sosial dan Entrepreneurship Bagi Generasi Milenial di Aula FISIP Universitas Sumatera Utara, Medan, Selasa (7/2/2023).
Peningkatan skor tersebut, lanjutnya, menunjukkan literasi digital masyarakat Indonesia berada pada kategori sedang.”Kami melakukan pengukuran menggunakan empat pilar, yaitu kecakapan digital (digital skills), etika digital (digital ethics), keamanan digital (digital safety), dan budaya digital (digital culture),”jelas Alumni Fakultas Komunikasi Universitas Sumatera Utara itu.
Mantan jurnalis Harian Republika dan Media Indonesia itu memaparkan, dari empat pilar, terdapat tiga pilar yang mengalami kenaikan dari tahun sebelumnya, yakni pilar digital skill (dari 3,44 menjadi 3,52), pilar digital ethics (3,53 menjadi 3,68), dan pilar digital safety (3,10 menjadi 3,12). Sedangkan pilar digital culture mengalami penurunan dari 3,90 menjadi 3,84.
Dia pun menilai tema yang diangkat pada seminar Hari Pers Nasional (HPN) 2023 ini amat tepat karena sejalan dengan Program Gerakan Nasional Literasi Kementerian Komunikasi dan Informatika yang menyasar tiga segmen, yaitu segmen pemerintahan, segmen pendidikan, dan segmen masyarakat umum.”Program tersebut memiliki target 50 juta masyarakat Indonesia terliterasi sampai dengan tahun 2024,”ujarnya.
Apalagi pada 2023 akan ada kajian terkait konten literasi digital yang diperlukan untuk membangun ruang digital yang lebih positif dan menambah agenda yaitu sekolah Influencer. “Mari kita sambut generasi emas Indonesia pada 2045 dengan literasi digital, agar lebih banyak generasi pencipta lapangan kerja daripada pencari kerja,”tandas Usman.
Dia menilai, dengan literasi digital, generasi milenial akan jadi berkah dan bukan jadi beban Indonesia. Dia juga bersyukur kini banyak generasi milenial yang literasi digitalnya maju sehingga tak semua lulusan perguruan tinggi berebut jadi pegawai negeri sipil (PNS). (*)