Ungkap Mitos dan Fakta Sawit, Dirut PalmCo: Sawit Adalah Anugerah

Ridho R
banner 120x600

Yogyakarta – Subholding PTPN III (Persero), PTPN IV PalmCo, berkolaborasi dengan Fakultas Budidaya Pertanian Universitas Gadjah Mada (UGM), menyelenggarakan talk show bertajuk “Unveiling Palm Oil: Indonesia’s Green Gold”. Acara ini digelar dalam rangka Gadjah Mada Agro Expo dan berhasil menarik perhatian lebih dari 500 peserta dari kalangan mahasiswa, pelajar, hingga masyarakat umum.

Dalam seminar yang berlangsung di Gelanggang Inovasi dan Kreativitas UGM beberapa waktu lalu, Direktur Utama PTPN IV PalmCo, Jatmiko K. Santosa, menegaskan peran strategis kelapa sawit bagi ketahanan pangan dan energi nasional.

“Sawit adalah anugerah,” ujar Jatmiko. “Saat dunia terguncang oleh pandemi Covid-19, sawit menjadi salah satu penopang utama ekonomi Indonesia. Sayangnya, masih banyak pandangan negatif terhadap komoditas ini di negeri kita sendiri.”

Mitos vs Fakta Tentang Sawit

Jatmiko menjabarkan berbagai mitos yang sering melekat pada kelapa sawit, seperti isu deforestasi, penipisan ozon, dan konsumsi air yang boros. Ia membantah dengan fakta-fakta berdasarkan data penelitian:

1. Isu Deforestasi:

Pertumbuhan areal sawit sejak 1985 hingga 2023 hanya mencakup 17% dari kawasan non-hutan Indonesia.

Data Global Forest Watch menunjukkan tingkat deforestasi Indonesia (2015-2022) adalah yang terkecil di dunia.

2. Kemampuan Menyerap Karbon dan Melepaskan Oksigen:

Kebun sawit mampu menyerap 64 ton karbon dioksida (CO₂) dan melepas 18 ton oksigen (O₂) per hektar, lebih tinggi dibandingkan hutan primer.

3. Konsumsi Air:

Sawit termasuk tanaman hemat air, dengan kebutuhan rata-rata 75 m³/GJ energi, jauh lebih rendah dibandingkan bunga matahari, kedelai, dan rapeseed (184 m³/GJ).

Selain isu lingkungan, Jatmiko juga membantah mitos bahwa minyak sawit mengandung kolesterol. “Kolesterol hanya dihasilkan oleh hewan dan manusia. Bahkan minyak makan merah berbahan sawit memiliki provitamin A karoten yang jauh lebih tinggi dibanding wortel dan tomat,” ungkapnya.

Dampak Ekonomi Sawit

Dalam paparannya, Jatmiko menyoroti dampak ekonomi sawit yang luar biasa:

Indeks Multiplier: Output perkebunan sawit memiliki nilai 1,71 untuk penghasilan dan 2,64 untuk tenaga kerja, jauh melampaui sektor ekonomi nasional lainnya.

Penyerapan Tenaga Kerja: Dari 2,1 juta tenaga kerja pada 2021, sektor sawit kini menyerap lebih dari 16 juta orang pada 2023.

PTPN IV PalmCo juga terus berkomitmen meningkatkan kesejahteraan petani melalui program seperti peremajaan sawit rakyat (PSR), distribusi bibit unggul, dan pengembangan tumpang sari padi di lahan tanam ulang sawit rakyat.

Menuju Sawit Berkelanjutan

Jatmiko mengakui masih ada pelaku sawit yang belum menerapkan prinsip keberlanjutan. Namun, ia menegaskan bahwa seluruh pemangku kepentingan harus bekerja sama untuk memastikan praktik sawit berkelanjutan semakin meluas.

“Budidaya sawit harus memperhatikan nilai konservasi tinggi, berkolaborasi dengan semua pihak, dan menerapkan standar yang ada demi keberlanjutan industri ini,” tegasnya.

Kesadaran dan Dukungan untuk Sawit Indonesia

Melalui acara ini, PalmCo berharap dapat membangun kesadaran dan dukungan terhadap kelapa sawit sebagai aset strategis Indonesia. “Kalau bukan kita yang menjaga sawit, siapa lagi? Sawit adalah kebanggaan dan anugerah bagi Indonesia,” tutup Jatmiko.

Gadjah Mada Agro Expo turut dimeriahkan dengan pameran seni, pertunjukan budaya, dan pameran napak tilas Dies Natalis UGM. Kegiatan ini menjadi momentum penting untuk memperkuat sinergi antara dunia akademis dan industri.

(Red)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *