Pemalang – Kemarau panjang yang melanda Kabupaten Pemalang telah menyebabkan sejumlah mata air yang dikelola oleh Perumda Air Minum Tirta Mulia mengalami penurunan debit air. Akibatnya, pasokan air ke para pelanggan Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) terganggu.
Galih Baskoro, Humas Perumda Air Minum Tirta Mulia Kabupaten Pemalang,pada Selasa (7/11/2023), mengungkapkan bahwa manajemen telah melakukan peninjauan langsung terhadap kondisi sumber mata air yang mereka kelola sebagai respons atas keluhan pelanggan mengenai penurunan debit air dalam beberapa waktu terakhir.
“Jumat kemarin kami sudah crosscheck ke sumber mata air bersama manajer area selatan. Jadi rupanya penurunan aliran air ini efek dari penurunan debit di sumber mata air, dampak dari kemarau panjang,” kata Galih.
Penurunan debit air pada sejumlah mata air yang dikelola oleh Perumda Air Minum Tirta Mulia Kabupaten Pemalang cukup signifikan. Debit air yang sebelumnya mencapai 19,5 liter per detik, kini mengalami penurunan menjadi 15 liter per detik sebagai dampak dari kemarau panjang.
Menurut Galih, penurunan debit air tidak hanya terjadi di wilayah Pemalang Selatan tetapi juga di wilayah Pemalang Kota. Beberapa mata air seperti Telaga Gede Sodong, Pucung Kecepit, Ketug Moga, dan Moga mengalami penurunan debit air sebesar 20 hingga 30 persen.
Perumda Air Minum Tirta Mulia Kabupaten Pemalang berharap agar pelanggan dapat memahami situasi ini, mengingat bahwa faktor alam, yaitu kemarau panjang, menjadi penyebab penurunan debit air. PDAM juga telah mengambil berbagai upaya untuk mengatasi permasalahan ini, termasuk menerapkan sistem gilir untuk suplai air dan rekonstruksi sejumlah mata air dengan membangun broncaptering guna meningkatkan kapasitas debit air.
Kondisi ini menjadi perhatian penting bagi warga Kabupaten Pemalang, dan langkah-langkah perbaikan terus dilakukan agar pasokan air kembali normal dalam waktu sesegera mungkin. (tris)