Bandarlampung – Penurunan drastis harga getah damar mata kucing di Pesisir Barat Lampung telah mengguncang para petani.
Harga getah damar asalan yang saat ini hanya dihargai Rp 9 ribu hingga Rp 10 ribu per kilogram, memicu kekhawatiran dan kesulitan bagi petani dalam mencukupi kebutuhan hidup keluarga.
Melihat permasalahan tersebut Dokter Atras selaku aktivis petani Milenial turun kelapangan untuk melihat kondisi dan situasi yang terjadi terkait rendahnya harga getah damar.
Melalui tinjauan langsung tersebut, Dokter Atras priatin atas rendahnya harga getah damar dan tidak adanya peran pemerintah setempat khususnya Provinsi Lampung yang belum memberikan atensi lebih terhadap fenomena yang terjadi pada petani damar.
“Rendahnya harga getah damar membuat saya prihatin dan khawatir terhadap petani damar dimana pemerintah setempat belum memberikan perhatian khusus,bantuan langsung serta keberpihaka terhadap petani damar,” ujar Dokter Atras, Senin (9/10/2023).
“Seharusnya pemerintah sebagai pembuat kebijakan harus lebih cepat dan tanggap dalam mengatasi fenomena ini, dimana pemerintah harus menjadi gatekeeper dan lebih pro kepada petani damar,” tambahnya.
Ia menyebut, para petani juga mengeluhkan bahwa upah mereka tergantung pada harga dan jumlah getah damar yang dapat mereka kumpulkan.
Mereka harus bekerja keras dan mengambil getah damar dengan berjalan jauh melintasi sungai dan perbukitan, meskipun harga saat ini tidak sebanding dengan risiko dan usaha yang mereka lakukan.
“Kami gak tau harus mengadu kemana, dengan harga damar 9 ribu per kilogram saja tidak cukup untuk membeli beras buat keluarga kami,” kata salah satu petani damar.
Dokter Atras pun berharap melalui fenomena tersebut pemerintah dapat turun tangan untuk membantu petani damar secara langsung serta meminta pemerintah untuk lebih pro kepada petani damar.
Kini para petani tengah berjuang berjuang dan bersatu untuk menstabilkan roda perekonomian para petani damar di daerah mereka.
Tentang Dokter Atras
dr Atras Mafazi MM. merupakan Calon Anggota Legislatif dari Partai Gerindra.
Beliau memiliki latar belakang sebagai dokter sekaligus aktivis yang aktif dalam partisipasi kegiatan masyarakat dan sosial khususnya pada isu kepemudaan.(*)