banner 728x250
Tak Berkategori  

Rawan Penyimpangan, Proyek 3 Lokal Gedung SMKN 1 Gunung PelindungTanpa Pengawasan Konsultan dan Dinas Terkait

Avatar
banner 120x600

Lampung Timur – Diduga Rawan Penyimpangan Proyek Tiga Lokal Gedung SMKN 1 Gunung Pelindung, Kecamatan Gunung Pelindung, Lampung Timur Dikerjakan tanpa pengawasan Konsultan dan Pengawas dari Dinas terkait, Jum’at (8/9/23).

Diberitakan sebelumnya bahwa Proyek Pembangunan tiga lokal gedung SMKN 1 Gunung Pelindung diduga ada main dan tidak memberdayakan warga setempat.

Saat media ini kembali menelusuri dugaan kecurangan dalam proyek tersebut, lagi-lagi Kepala SMKN 1 Gunung Pelindung tidak ada di tempat,
” Pak kepala sekolah nya gak ada, sedang dinas luar, ya masuk nya gak tentu sih, biasa nya seminggu dua kali, karena memang beliau tidak ada jam ngajar juga,” ujar seorang dewan guru yang enggan namanya disebut.

“Setawu saya pihak sekolah tidak terlibat apapun di proyek itu, kami tahu nya terima beres.” Sambung nya.

Tender milyaran rupiah yang berupa pembangunan ruang laboratorium bahasa, ruang laboratorium kimia dan ruang bimbingan konseling ini ternyata di kerjakan oleh pihak ketiga atau rekanan,
muncul nya istilah “terima kunci”, artinya pihak sekolah tidak terlibat proses pembangunan, melainkan terima jadi atau dikenal dengan terima kunci.

Hal senada juga dikatakan oleh Pak Amri yang juga merupakan seorang guru di sekolah tersebut.

” Ya Pihak sekolah ataupun komite sekolah tidak terlibat disitu, tawu nya terima kunci atau sudah terima beres,” kata Pak Amri, Jum’at (8/9/23).

Pak Amri juga mengakui bahwa ia belum pernah bertemu dengan konsultan ataupun pengawas dari Dinas terkait, bahkan pihak sekolah meminta salinan gambar bangunannya saja tidak diberikan.
“Saya belum pernah bertemu atau melihat konsultan dan pengawas dari dinas selama proyek berjalan, bahkan kami minta salinan gambar bangunannya pun gak di kasih.” Ungkapnya.

Tidak mungkin ada masuk pemborong tanpa adanya action yang mengakomodir pemborong itu masuk, apalagi pemborong itu datang dari luar lingkungan itu (masyarakat setempat), Akibatnya biaya yang dikeluarkan menjadi besar, dan bukan tidak mungkin kualitas bangunan menjadi rendah.

Sementara saat media ini ke lokasi proyek, sama seperti sebelumnya tidak di jumpai konsultan pengawas ataupun pengawas lapangan dari Dinas terkait,
Selaku kepala tukang heri mengatakan bahwa konsultan dan pengawas dari Dinas terkait sering ke lokasi, hal ini tentunya berbanding terbalik dengan keterangan dewan guru dan fakta di lapangan.
“Kemarin konsultan nya datang, tapi ini gak datang, kalau tidak salah pengawas dari Dinas namanya Pak Rico dan konsultan Pak Lutfi,” ujar Heri.

Menurut Heri kualitas cor-coran sudah sesuai standar dengan takaran adukan 1:2:3, dengan kekuatan K300, meskipun dikerjakan secara manual dan memakai material seadanya.
“Kita pakai material seadanya, Kalau adukan cor kita manual gak pake mesin molen, takarannya 1:2:3 untuk tekanannya saya kurang faham, kalau kekuatan nya K300 kalau tidak salah,” ucapnya.

Pantauan dilokasi proyek ditemukan material pasir kuning kemerahan bercampur lumpur halus yang di gunakan untuk pengecoran sehingga di temukan beberapa keretakan pada tiang cor-coran,
Selain itu di area proyek juga berserakan papan berpaku yang tentunya berbahaya bagi siswa sekolah tersebut.

Sampai berita ini di tayangkan, selaku pelaksana proyek Pihak PT. WUNGU SEJAHTERA WIJAYA Belum bisa di konfirmasi. (jex)

Example 300250

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *