Lampung Timur – Lagi-lagi Pelayanan UPTD Puskesmas Pugung Raharjo, Desa Pugung Raharjo, Kecamatan Sekampung udik, Kabupaten Lampung timur kembali dikeluhkan warga masyarakat setempat, pasalnya Pegawai Puskesmas Pugung Raharjo terkesan menakut-nakuti warga yang hendak berobat, belum jelas apa keluhan tiba-tiba harus di rujuk gawat darurat ke RSUD Sukadana. Senin (20/02/2023).
AE(25) warga kecamatan Sekampung Udik yang merupakan keluarga pasien saat dijumpai di kediamannya Ia mengaku sangat kesal dengan pelayanan pegawai Puskesmas Pugung Raharjo,
” Terus terang saya sangat kesal dengan pelayanan Puskesmas Pugung Raharjo, belum jelas apa keluhan nya tiba-tiba harus di rujuk ke rumah sakit Sukadana,” ujar AE.
Lebih lanjut AE Sedikit bercerita tentang kronologi kejadiannya,
“Sebelumnya istri datang ke Puskesmas bersama ibu saya untuk cek kesehatan dan berobat karena istri saya baru melahirkan, sampai disana dokter yang menangani meminta agar anak saya di bawa kesana juga untuk di periksa dan di timbang, pulang lah ibu saya untuk membawa bayinya ke puskesmas, tiba-tiba setelah di periksa katanya anak saya itu katanya kena infeksi pembengkakan dan harus di rujuk ke gawat darurat rumah sakit, kan ibu dan mertua saya juga istiri saya jadi panik dan ketakutan karena mendengar kata dokter itu, saya di telfon untuk segera datang karena anak saya akan segera di rujuk, saya sempat panik kebingungan karena jelas saya belum tawu apa masalah nya dan juga saya sedang tidak ada biaya,” ungkapnya.
Menurut keterangan AE bahwa katanya semua gratis karena istrinya memiliki kartu Indonesia sehat, namun kenyataannya dia tetap bayar biaya ambulan dan biaya berobat di RSUD sukadana,
“Saya terpaksa mengiyakan untuk di rujuk ke RSUD Sukadana, karena kata pegawai Puskesmas nya gratis, mungkin karena istri saya kami memiliki KIS tapi ternyata sampai di sana saya harus bayar biaya rumah sakit 320ribu rupiah katanya karena anak bayi saya yang baru umur 2 hari itu belum terdaftar BPJS dan juga bayar ambulan nya 200ribu rupiah,
Karena terkendala tak ada biaya anak saya bawa pulang saja dan tak jadi di rawat, lagian hasil pemeriksaan dokter di rumah sakit Sukadana menyatakan kalau bayi saya tidak apa-apa hanya demam biasa dan pusar nya pun tidak infeksi,” ujarnya.
Kepada Media ini AE juga mengatakan,
” Ya di rumah sakit itu cuma di periksa saja bayinya, di cek darah dan lain sebagainya, kata dokternya bayi saya tidak apa-apa, tapi kenapa pegawai Puskesmas Pugung Raharjo bilangnya pembengkakan bahaya infeksi dan harus di rujuk, kan kita semua jadi panik dan ketakutan, sebelum melahirkan istri saya juga sempat cek ke puskesmas itu karena kena diare katanya wanita hamil tidak boleh minum obat tapi istri saya di kasihnya obat parasetamol, ini kan agak aneh?,” Kata AE Senin (20/02/2023).
” Kami berharap kepada Pemerintah dan Dinas terkait agar bisa mengatasi hal ini, Kami warga kurang mampu dan memiliki KIS tapi kenapa masih harus terbebani membayar biaya berobat di rumah sakit umum yang memang milik pemerintah dan juga harus membayar ambulan Puskemas,” harap AE.
“Ya tadi saya juga bayar ongkos ambulan, memang kata orang-orang kalau ambulan Puskesmas itu harus bayar biasanya 300ribu kalau ke rumah sakit Sukadana, tapi tadi saya bayar cuma 200 ribu, kok mobil ambulan jadi kayak mobil travel ya harus bayar ongkos untuk ganti bensin dan uang jalan sopir, masak iya hal seperti ini harus di bebankan pada kami yang kurang mampu ini, kan ambulan itu fasilitas umum milik pemerintah, apakah tidak kebijakan untuk ini, lalu yang masih jadi fikiran saya kenapa pegawai Puskesmas Pugung Raharjo ini terkesan menakut-nakuti kami yang tidak mengerti apa-apa ini, katanya harus di rujuk gawat darurat eh ternyata hasil periksa dirumah sakit ternyata gak serem seperti yang mereka bilang, dan tadi pegawai Puskesmas bilang semua gratis, tapi kok saya masih bayar biaya berobat di rumah sakit.” pungkas AE.
Masyarakat sangat berharap agar Pemerintah dan Dinas terkait bisa menyikapi keluhan nya terkait kinerja pelayanan publik di Puskesmas Pugung Raharjo yang terkesan kurang profesional. (Rjk)