Adalah Denis More Juara satu Nasional yang pernah mengikuti ajang lomba di Jakarta berupaya memberdayakan para seniman di daerah setempat.
Saat ini pemenang dalam dalam film pendek TuberCulosis (TBC), yang diselenggarakan oleh Pengurus Pusat Muhammadiyah berupaya memberi warna baru di dunia seni khususnya Kabupaten setempat, Para seniman yg dikoordinirnya di antara lain Aktor Kuda Lumping, Pemain Ketoprak, Penyanyi Panggung, Master of Ceremony ( MC),Seniman Musik Teradisional, Pemain Musik Modrn, Videografi dan Photography.
Beberapa hal yang akan dan telah dilakukan para seniman Tubaba itu di antaranya.
memberikan pemahaman tentang bahaya pergaulan bebas. “Tujuan kami agar masyarakat menjauhi pergaulan bebas yang bisa berakibat fatal tertular penyakit mematikan seperti HIV dan AIDS, yang Karya itu bisa ditonton lewat channel youtube DNZ,” ungkapnya .
Munculnya inisiatif itu menurutnya, akibat dari keprihatinan para insan seni di wilayahnya dalam mengatasi ekonomi pasca covid 19.
“Akibat covid, para seniman di sini tidak diam atau berpangku tangan, pasrah dalam do’a tapi mereka berusaha bangkit
walaupun tertatih-tatih,” urainya sambil menyeruput secangkir kopi.
Penderitaan yang hingga kini masih dirasakan khususnya para seniman di daerah itu sangat sulit mereka atasi. “Dalam keterpurukan ini menjerit jiwa kami, namun tidak hanya pasrah kepada ilahi, kami berupaya bangkit,” ucapnya.
Lebih jauh, dia juga menceritakan, Beranjak dari obrolan kecil para pencinta seni saat santai di warung kopi tepatnya warung Sutar Buk, di Tiyuh/Desa Pulung Kencana, dan munculah sebuah gagasan untuk melakukan rembuk para seniman dari beberapa latar belakang yang ada di daerah setempat, yang kemudian menghasilkan film pendek tersebut.kembali membuat sebuah karya film bercerita tentang lingkungan dengan berjudul *Tak Terlupakan.* yang diawali dengan film bahayanya penyakit HIV-AIDS dan bisa ditonton di youtube.
Bermodalkan kreativitas dan bakat seni peran yang relatif sederhana, secara perlahan-lahan dan semangat yang kokoh sedikit demi sedikit membuahkan hasil “Dengan Komitmen yang jelas, visi misi yang terarah untuk bangkit”, terangnya.
Tidak berhenti di situ, dia melanjutkan, timbulah karya lainnya “Alhamdulillah karya kita sudah masuk kategori festival di Turki dan ini kami masih bikin untuk ikut serta festival di Jepang “,. Ungkapnya.
Karya mereka dimulai dari film cerita pendek adalah berdasarkan pertimbangan momen digitalisasi yang marak saat ini. “Kami akan selalu berusaha membuat karya-karya yang lain yang penting kami konsisten dalam hal ini mudah-mudahan kita akan berkembang dengan memanfaatkan teknologi diera digitalisasi”. jelasnya.
Dia juga berharap perhatian dari Pemerintah Daerah (Pemda Tubaba) yang kurang mengapresiasi para seniman. “Mungkin Pemda berfikir lebih penting pembangunan fisik karena itu hasilnya yang langsung terlihat. “Padahal menurut kami tidak kalah pentingnya pembangunan non fisik karena itu merupakan investasi yang luar biasa untuk rakyat Tubaba, memang hasilnya tidak langsung terlihat,” pungkasnya. (Aan)